Meskipun tren penularan virus corona di Indonesia belum menunjukkan penurunan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memastikan tahun ajaran baru sekolah tidak akan diundur. Rencananya, tahun ajaran baru sekolah akan dimulai pada Juli mendatang. Sekolah-sekolah akan kembali dibuka setelah sebelumnya banyak belajar di rumah. Tak hanya Indonesia, sejumlah negara bahkan telah memulai membuka kembali sekolah setelah dinilai sukses mengendalikan virus corona. Lantas, bagaimana negara-negara itu kembali membuka sekolah setelah penutupan panjang akibat Covid-19?
Physical distancing Dilansir dari Reuters (13/5/2020), Denmark telah melonggarkan penguncian pada pertengahan April lalu dengan membuka sekolah dan pusat penitipan anak. Pembukaan itu menimbulkan banyak kekhawatiran akan gelombang kedua kasus infeksi, sehingga banyak orang tua memutuskan untuk tidak mengirim anaknya ke sekolah. Staf pengajar di Denmark berada di bawah instruksi untuk menjaga jarak sosial di antara anak-anak dengan banyak gedung sekolah yang ditutup. Di Swiss, anak-anak di La Tour School Jenewa harus beradaptasi dengan ritual baru, yaitu orangtua mengantarnya dari kejauhan. Jumlah siswa dalam satu kelas pun dikurangi setengah untuk menghindari keramaian dengan meja berjarak dua meter. Pembatas plastik setiap meja Di Belanda, sekolah Springplang di kota Den Bosch memasang perisai plastik di sekitar meja siswa dan disinfektan di ambang pintu kelas.
"Guru kami tidak khawatir. Kami memiliki layar fleksibel yang kami beli sehingga kami dapat melindungi guru jika siswa batuk," kata Koordinator Teknis Sekolah, Rascha van der Sluijs. Provinsi Quebec, Kanada telah membuka kembali beberapa sekolahnya. Ecole St-Gerard, di pinggiran Montreal, dibuka kembali dengan staf yang memakai pelindung dan menggunakan pembersih tangan.
Shift sekolah Sekolah-sekolah di negara bagian terbesar Australia dan Selandia Baru dibuka kembali pada Senin (18/5/2020). Akan tetapi, sekolah hanya meminta siswa untuk menghadiri satu hari dalam seminggu. Negara bagian terpadat kedua Australia, Victoria akan melanjutkan pengajaran tatap muka mulai 27 Mei mendatang, beberapa minggu lebah awal dari yang diperkirakan. Melbourne juga akan mengizin siswa remaja untuk kembali masuk sekolah terlebih dahulu, diikuti oleh siswa yang lebih muda mulai 9 Juni. Israel membuka kembali beberapa sekolah bulan ini, tapi langkah itu diboikot oleh beberapa kota dan banyak orang tua yang menyoroti buruknya persiapan pemerintah. Dengan memakai masker dan handsanitizer, tiga kelas pertama sekolah dasar dan dua kelas terakhir sekolah menengah diizinkan kembali. Setiap kelas pun hanya dibatasi 15 siswa untuk menegakkan physical distancing.
Di seluruh Prancis, siswa sekolah dasar pada Selasa (12/5/2020) duduk terpisah setidaknya satu meter di kelas-kelas kecil dan mendengarkan para guru yang memakai masker pada hari pertama.
Pengujian dan pengecekan suhu Di Cyprus, petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri menguji para siswa di sebuah sekolah di Nicosia setelah siswa sekolah menengah diizinkan masuk kembali pada 11 Mei. Di Shanghai, siswa dan staf sama-sama diminta untuk memasuki gedung sekolah melalui pemindai termal ketika sekolah dibuka kembali setelah tiga bulan ditutup. Dinding sekolah dipenuhi poster tentang langkah-langkah untuk mengatasi virus corona. Kantin sekolah menggunakan kaca untuk membatasi tiap meja, sehingga hanya dua siswa yang bisa makan bersama. "Saya merasa sangat senang kembali ke sekolah. Biasanya kami menantikan liburan, tetapi tiba-tiba liburan kami menjadi begitu lama," kata Zhang Jiayi, siswa yang berusia 17 tahun. "Kali ini, kami ingin sekali kembali ke sekolah, tempat kami dapat melihat teman dan guru kami," sambungnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sekolah Kembali Dibuka di Sejumlah Negara, Seperti Apa Kondisinya?", https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/19/160500965/sekolah-kembali-dibuka-di-sejumlah-negara-seperti-apa-kondisinya.
Penulis : Ahmad Naufal Dzulfaroh
Editor : Rizal Setyo Nugroho